728x90 AdSpace

Terbaru
Diberdayakan oleh Blogger.
Kamis, 16 Februari 2017

Kita Bukan Generasi Pembebek



14 Februari!
Ada apa dengan 14 Februari?
Ya. Hampir sebagian besar muda mudi saat ditanya tentang tanggal ini, mereka akan menjawab dengan satu jawaban yang sama, mengarah pada satu momen yang sepertinya tak boleh dilewatkan perayaannya. V-Day alias Valentine’s Day. Kehebohan Valentine’s Day sebagai sebuah perayaan hampir-hampir menjadi menu wajib dan menggantikan hari besar lainnya. Coba bandingkan dengan peringatan Isra’ Mi’raj atau Maulid Nabi dengan Valentine’s Day. Tidak sedikit dari remaja yang bahkan tak tahu kapan peristiwa Isra Mi’raj itu terjadi atau kapan tanggal kelahiran Nabi. Bahkan, dalam benak mereka, peringatan hari besar Islam identik dengan ceramah, dihadiri oleh sosok berjenggot dan perempuan berjilbab, dan dirayakan secara sederhana.
Sebaliknya, perayaan VDay yang identik dengan kesenangan bersama lawan jenis, saling memberi sekuntum bunga atau sebatang cokelat, atau bahkan jalan bersama ke suatu tempat. Inilah simbol yang katanya modern yang banyak diikuti remaja.
Anak SD, SMP, SMA, hingga kuliah pun merasa bahwa merayakan hari Valentine adalah sebuah keharusan. Didorong oleh media elektronik semacam TV dan cetak semisal surat kabar, majalah dan tabloid, momen Valentine’s Day ini sengaja di blow-up oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan pasar. Seakan-akan kalah pamor dan ketinggalan zaman bila sampai tidak ikut merayakan hari yang katanya penanda kasih sayang itu.

Valentine, bukan budaya kita
Ternyata, jika kita mau sedikit melihat fakta sejarah, sudah banyak tulisan yang membahas tentang asal muasal sejarah Valentine’s Day ini. Jika kita rajin browsing internet dan banyak membaca artikel di sana, akan terlihat bahwa Valentine bukanlah berasal dari Islam dan kaum Muslim. Sedikit mengulas bahwa ada beberapa versi yang menyebutkan darimana asal muasal perayaan VD ini. Ada versi yang mengatakan bahwa hari Valentine adalah perayaan untuk mengenang pendeta Valentino yang mati karena membela keyakinannya. Ada juga yang bilang pendeta ini mati karena membela cinta dua jenis anak manusia padahal gereja telah melarangnya. Bahkan ada versi yang mengatakan bahwa pada tanggal 14 Februari ini adalah musim kawin sejenis burung tertentu.
Dari sekilas penjelasan di atas, harusnya kita bisa menyadari bahwa sesungguhnya budaya Valentine’s Day dan merayakannya bukan berasal dari Islam. ‘Kan boleh, cuma sekadar ikut merayakan saja. Bukankah ini hari kasih sayang sedunia yang universal?’ Mungkin sebagian dari kita berdalih seperti itu. Hati-hati sobat, setiap apa yang kita perbuat, besar kecilnya akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Allah Swt. telah mengingatkan kita melalui firmanNya:
وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS al-Israa [17]: 36)

Nah, inilah uniknya Islam. Tidak ada yang namanya sekadar ikut, cuma ngikut atau ikut-ikutan saja. Sebelum melakukan suatu perbuatan, sebagai seorang Muslim, kita harus paham apa dan bagaimana Islam memberikan pandangan atasnya. Ini mendidik kita, para remaja muslim, agar tidak menjadi generasi pembebek. Generasi yang bisanya cuma ikut-ikutan tanpa tahu ilmunya. Terlebih lagi, agar kita tidak terjerumus pada jurang kemaksiatan. Islam mengajak kita untuk cerdas dalam menyikapi sesuatu.
Tidak ada kata “cuma” dalam kehidupan seorang Muslim. Itu karena setiap perbuatan sekecil apapun akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Begitu juga dengan perayaan Valentine. Banyak orang berdalih untuk membenarkan dirinya sendiri ketika ia turut larut dalam perayaan ini. Atau, meskipun ia tidak turut merayakan, tapi ia juga tidak melarang. Walah, ragu-ragu maksudnya? Di satu sisi orang seperti ini takut dicap fanatik, tapi di sisi lain ia juga takut dianggap ketinggalan zaman. Jadilah, antara bilang iya dan tidak dalam penyikapannya. Padahal, kepribadian seorang Muslim dalam pola pikir dan pola sikapnya sangatlah jelas. Menolak dengan tegas perayaan Vday karena tidak ada tuntutannya dari Rasul yang mulia.

Valentine, sarana perusak generasi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ
Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669).

Bukan karena Rasulullah pintar meramal ketika apa yang dikatakan beliau ternyata benar adanya. Tapi karena beliau khawatir terhadap kebodohan umat yang semakin meluas. Kebodohan inilah yang menjadi penyebab kaum Muslim yang seharusnya sebagai umat terbaik, malah menjadi umat pembebek dan pengekor. Dan ternyata, semua itu menjadi kenyataan ketika kita melihat kelakuan remaja-remaja sekarang yang bisanya cuma mengikut budaya Barat.
Memang benar, tidak semua yang berasal dari Barat itu buruk. Itulah pentingnya kita memahami Islam tentang apa yang boleh dan tidak boleh diikuti dalam pandangan Islam. Dalam hal perayaan hari Valentine ini jelas-jelas buruk dan merusak generasi muda. Why?
Pertama, mulai dari asal muasalnya saja sudah jelas-jelas tidak benar menurut pandangan Islam. Bahkan, jika kita menelusuri sejarah, sejak tahun 1969 saat itu sudah ada gerakan dari pendeta untuk menghapus perayaan V Day dari kalender gereja. Harusnya kita sebagai Muslim berpikir, jika pihak gereja saja sudah tidak merayakan, mengapa kita Muslim bahkan dengan bangga masih merayakannya?

Kedua, merayakan Valentine’s Day merupakan bagian dari Tasyabbuh. Tasyabbuh adalah menyerupai suatu kaum. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad)
Kenapa sampai kita dilarang meniru-niru orang kafir secara lahiriyah? Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
أَنَّ الْمُشَابَهَةَ فِي الْأُمُورِ الظَّاهِرَةِ تُورِثُ تَنَاسُبًا وَتَشَابُهًا فِي الْأَخْلَاقِ وَالْأَعْمَالِ وَلِهَذَا نُهِينَا عَنْ مُشَابَهَةِ الْكُفَّارِ
“Keserupaan dalam perkara lahiriyah bisa berpengaruh pada keserupaan dalam akhlak dan amalan. Oleh karena itu, kita dilarang tasyabbuh dengan orang kafir” (Majmu’ Al Fatawa, 22: 154).
Jika dalam perkara adat (kebiasaan) saja kita dilarang tasyabbuh dengan mereka, bagaimana lagi dalam perkara yang lebih dari itu?
Ketiga, yang namanya merayakan Valentine, umumnya sama pasangan alias kekasih atau pacar. Jika sudah mulai urusan pacar-pacaran begini, mau dibawa kemana hubungan dua anak manusia berlainan jenis kelamin ini? Gaul bebas? Sangat mungkin! Pergaulan bebas yang ditawarkan oleh budaya Barat kian meronta dan merasuk ke dalam pergaulan muda mudi saat ini. Jangan hanya membayangkan gaul bebas itu pada free sex semata. Sekedar pacaran berpegangan tangan saja itu sudah gaul bebas. Islam telah menegaskan, mendekati zina saja dilarang. Pelarangan ini tentu saja untuk menjaga kehormatan dan kemuliaan seorang Muslim agar tidak terjerumus pada zina yang sebenarnya. Na’udzubillah.

Valentine Day, wajah buruk budaya Barat
Valentine’s Day diyakini sebagai hari kasih sayang. Benarkah? Jangan mudah dibodohi dengan slogan semacam ini. Why? Karena jika mereka yang suka menjajakan Valentine itu memang merayakan kasih sayang, tanyakan buktinya. Negara Barat yang menyebarkan pertama kali budaya ini justru menempati angka tinggi pada kasus perceraian dan tindak kekerasan dalam rumah tangga, anak-anak menjadi rusak karena brokenhome, prostitusi merajalela bahkan disahkan oleh negara, aborsi juga legal, dan para orang tua ditelantarkan di panti jompo. Inikah kasih sayang yang bisa dicontohkan oleh mereka?
Bohong besar jika ada yang mengatakan bahwa Valentine adalah hari kasih sayang. Jika memang seperti itu, mengapa juga yang dijadikan sasaran adalah anak-anak muda? Mengapa bukan ibu-bapak kita atau kakek-nenek kita? Tentu akan jauh lebih strategis untuk merusak generasi pada kalangan pemuda yang akan menjadi penerus peradaban. Jika pemudanya rusak, mudah sekali merusak sendi lainnya.

Say No to Valentine Day!
Dari uraian di atas, sudah saatnya kita menjauhkan budaya yang jelas-jelas tidak sesuai dengan Islam. Jika hanya dengan alasan kasih sayang, Islam sejatinya adalah sumber dan muara kasih sayang itu sendiri. Mulai dari haramnya aborsi karena setiap anak punya hak hidup, naluri sayang seorang ibu juga dijaga agar tidak dirusak oleh paham atas nama kebebasan. Begitu juga dengan penghargaaan seorang anak yang tinggi untuk menghormati ibu dan bapaknya. Hubungan laki-laki dan perempuan bila ingin berkasih-sayang, ada sarananya. Pernikahan. Di sinilah satu sama lain diajari untuk mengenal kasih-sayang sejati yang diikuti rasa tanggung jawab. Bukan hanya sekedar memberi bunga, coklat dan boneka tanpa berani berkomitmen. Islam mengajarkan seorang lelaki menjadi laki-laki sejati, begitu juga dengan wanita agar menjadi terhormat dan mulia derajatnya dengan Islam.
Bukan hanya dengan sesama manusia, kasih sayang dianjurkan oleh Islam untuk diberikan juga pada makhluk lainnya semisal hewan, tumbuhan dan lingkungan. Tidak boleh menyiksa apalagi menyakitinya.
Jika sudah begini, masihkah percaya dengan Valentine’s Day adalah hari kasih sayang? Universal pula? Cukup Islam saja sebagai sumber cinta dan kasih sayang kita dalam mengungkapkannya. Hanya Islam saja tolok ukur kita dalam seluruh amal perbuatan. Stop menjadi pembebek budaya Barat yang merusak akhlaq. Jadilah pengikut Islam dengan meneladani Rasul yang mulia. Insya Allah pasti selamat dunia akhirat.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Kita Bukan Generasi Pembebek Rating: 5 Reviewed By: Anonim

Powered by themekiller.com