Mengenal Lebih Dekat Aisyah ra.
Aisyah ra, lahir pada bulan Syawal tahun ke 9 sebelum hijrah atau bulan Juli 614 M atau tahun ke 5 kerasulan Muhammad saw. Sejak kecil, Aisyah tidak pernah mendengarkan suara kemusyrikan dan kekafiran dirumahnya. Aisyah mampu mengingat dengan baik apa yang terjadi pada masa kecilnya, termasuk hadits-hadits yang didengarnya dari Rasulullah saw. Aisyah juga mampu memahami, meriwayatkan, menarik kesimpulan serta memberikan penjelasan hukum fikih yang terkandung di dalam hadits. Persamaan Aisyah dengan ayahnya, Abu Bakar adalah kecerdasan otak dan kematangan berpikir. Aisyah dikenal memiliki kecerdasan dalam menyampaikan dengan gaya bahasa yang indah.
Aisyah mulai belajar menulis dan membaca termasuk membaca Al-qur’an setelah menikah dengan Rasulullah saw. Aisyah menguasai ilmu-ilmu agama, sejarah dan pengobatan. Aisyah selalu menanyakan persoalan-persoalan yang tidak ia pahami kepada Rasulullah saw. Aisyah memiliki rasa ingin tahu yang besar, suka mengajukan pertanyaan dan tidak pernah puas sebelum persoalan itu selesai. Rasulullah saw. membimbing Aisyah agar mampu menanggung beban berat sebagai istri seorang nabi. Aisyah pun mempelajari semua ilmu dengan telinga terbuka dan hati yang ikhlas, juga mengamalkan ajaran-ajaran secara istiqomah dan tekun.
Aisyah merupakan seorang wanita yang banyak menghafalkan hadits-hadits Rasulullah. Ia juga dikenal sebagai perawi hadits yang mengistinbath hukum sendiri ketika kejelasan hukumnya tidak ditemukan dalam Al-qur’an. Oleh karena itu, Aisyah termasuk seorang perawi hadits yang handal. Ia meriwayatkan hadits sebanyak 2210 hadits, diantaranya terdapat 297 dalam kitab Bukhari Muslim. Sehingga para ahli hadits menempatkan Aisyah pada urutan ke-5 dari 7 orang sahabat penghafal hadits. Oleh karena itu, tak heran ketika para sahabat mendapat masalah mereka akan datang dan meminta pendapat Asyah. “Apabila ada sebuah permasalahan yang tidak diketahui di zaman sahabat, maka kami bertanya kepada Aisyah, dan kami memperoleh ilmu dari beliau”
Oleh karena itu, sebagai muslimah, kita harus menjadikan Aisyah sebagai teladan kita. Kita juga harus mencontoh bagaimana Aisyah yang taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mencontoh bagaimana Aisyah yang sangat mencintai ilmu, seorang muslimah yang sangat cerdas sehingga mampu menghafal beribu-ribu hadits.
Jadi, janganlah kalian para muslimah menyia-nyiakan waktu untuk hal yang tidak berguna. Isilah waktu kita dengan dengan beribadah dan belajar. Jadilah seorang muslimah yang shalihah dan cerdas seperti Aisyah ra.
Wallahu’alam bish shawab
Nailah Afifah
Siswi SMP HSG Generasi Pemimpin Cemerlang
Bandung
0 komentar:
Posting Komentar